Mengembalikan budaya Menangkap Ikan Depik bagi para Nelayan dengan menggunakan “Didisen” (Konservasi alam di Danau Lut Tawar)

leuserantara2016@gmail.com

Mengembalikan budaya Menangkap Ikan Depik bagi para Nelayan dengan menggunakan “Didisen
(Konservasi alam di Danau Lut Tawar)
Oleh : Diana seprika
Ikan Depik (rasbora tawarensis) adalah salah satu Ikan endemik  di Danau Lut Tawar. Ikan ini bertubuh kecil , panjangnya sekitar 7 – 8 cm dan lebar tubuhnya sekitar 2 cm. Meski bertubuh kecil, Ikan ini sangat diminati, selain rasanya yang gurih juga dapat diolah untuk berbagai menu bagi pecinta kuliner khas Gayo, diantaranya Ikan Depik bisa diolah Masam jeng (Red-Gayo), Dedah, Pengat Gayo, sambal Depik Kering dan beberapa olahan lainnya sesuai selera penikmatnya.   Aromanya akan mengingatkan orang akan keunikan Danau Lut Tawar, Takengon, Aceh Tengah, Aceh. Keberadaan ikan Depik sendiri hanya ada di Dataran Tinggi Tanoh Gayo. Sehingga Depik sendiri menjadi Ikon khusus ikan khas Danau kebanggaan Masyarakat Tanoh Gayo tersebut

Sambal Depik Kering-Gambar Koleksi Demah Gayo

Kabar berkurangnya kebiasaan menangkap Ikan Depik dengan menggunakan Didisen di Dataran Tinggi Tanoh Gayo telah beberapa kali muncul di media. Kabar tersebut dihimpun melalui salah satu media ternama Tanoh Gayo yang tidak disebutkan namanya. Namun kabar tersebut bukan hanya sekedar isu belaka. Terbukti, beberapa waktu yang lalu, saat penulis berkunjung ke salah satu destinasi wisata kebanggaan urang Gayo “Danau Lut Tawar” sempat menanyakan perihal Didisen ke beberapa pemuda yang pada saat itu sedang berada disekitar Danau Lut Tawar, namun hampir tidak ada satupun yang bisa menunjukkan dimana tempat ditemukannya alat penangkap Ikan Depik Tradisional tersebut. Menurut laporan dari beberapa Masyarakat yang kesehariannya pernah menangkap ikan Depik dengan Didisen, alat tersebut terbuat dari rautan bambu seukuran lidi yang diatur sedemikian rupa sehingga membentuk sebuah alat yang dapat dijadikan sebagai alat penangkap Ikan Depik atau Ikan yang berukuran kecil. Penjelasan lebih rinci terkait alat penangkap Ikan Depik tersebut, gambarannnya yakni penampangnya berbentuk ring dengan Diameter 30 cm, dilengkung dengan sebilah rotan besar bernama deku.  Sedangkan dibagian tengah makin mengerucut, dibentuk dengan rotan kecil, dinamakan ongko. Diujungnya ada cemucut, pertemuan sejumlah rautan bambu, sehingga Ikan depik yang sudah masuk, tidak bisa keluar. Proses tertangkapnya Ikan Depik sendiri lumayan membutuhkan waktu yang agak lama, dari alat Didisen sendiri diletakkan di dalam air Danau ditempat penangkaran, Ikan Depik yang sudah melewati segapa, akan terjebak didalam tung, kotak kayu yang lantainya diserak batu dan kerikil. 
Foto Didisen - Dokumentasi Munaardi, wartawan LintasGAYO.co
Suku Gayo Lut merupakan sub-suku Gayo yang berdiam disekitar Danau Lut Tawar. Kabupaten Aceh Tengah, Aceh. Suku Gayo Lut disebut sebagai Gayo Lut, karena Wilayah kediaman mereka yang berada di sekitar Danau Laut Tawar yang dalam bahasa Gayo disebut Danau Lut Tawar. Selain disebut Gayo Lut, kadang mereka disebut juga sebagai Gayo Laut. Pemukiman suku Gayo Lut, dahulunya terdiri dari rumah-rumah panggung yang panjangnya bisa mencapai 20 hingga 30 meter dan lehernya bisa mencapai 10 meter. Dengan bagian bawah, tempat menyimpan binatang ternak seperti Sapi dan Kambing. Saat ini telah banyak berubah, dan bentuk rumah dibangun sejajar dengan Tanah. Pada umumnya kehidupan Masyarakat Gayo Lut, adalah sebagai Petani, seperti menanam Padi di sawah, berladang, bercocok tanam berbagai jenis sayur-sayuran. Selain itu beberapa dari mereka hidup sebagai Nelayan Penangkap berbagai Ikan di Danau Lut Tawar, termasuk Ikan Depik. 
Gambar Didisen - Koleksi Munaardi, Wartawan LintasGAYO.co
Kesibukan para Nelayan Penangkap Ikan Depik biasanya terlihat pada waktu pertengahan Tahun sekitar bulan Agustus hingga pada akhir Tahun. Bila musim panen Ikan Depik tiba, terjadi perubahan Iklim yaitu angin yang berhembus terasa berbeda, agak lebih Dingin. Terkadang disertai hujan atau gerimis-gerimis Kecil atau nenek moyang sering menyebutnya dengan sebutan uren kuyu ni Depik (Red. Gayo) atau hujan atau angin menandakan panen Ikan Depik. Dikarenakan masa panen Ikan Depik setahun hanya dua sampai tiga kali panen, maka saat bukan masa panen sering terjadi kesulitan mendapatkan Ikan Depik kalaupun ada harganya relatif mahal. Maka dari itu, Didisen bisa menjadi Alternatif para Nelayan agar ketersediaan Ikan Depik bisa sepanjang Tahun, dan bagi siapapun yang berkunjung ke Dataran Tinggi Tanoh Gayo, khususnya ke Danau Lut Tawar bisa membeli Ikan Depik tanpa menunggu masa panen. Namun penggunaan Didisen dianggap kurang efektif oleh Masyarakat sehingga penggunaan Didisen mulai jarang terlihat. Kebanyakan masyarakat lebih memilih menangkap Ikan Depik menggunakan Doran , yaitu jaring yang lebarnya sekitar 2 meter dan panjangnya mencapai 100 meter yang dibentangkan dari Barat ke Timur. Walaupun hasil tangkapannya banyak namun seringnya hasil tangkapan yang didapat kebanyakan sudah tidak segar lagi.
 
Perangkap Didisen sendiri merupakan salah satu kearifan local untuk menangkap Ikan Depik. Bila memakai alat ini maka Ikan Depik masih bisa bereproduksi dengan baik, sehingga populasinya tetap terjaga. Fungsi Konservasi dalam hal pelestarian atau perlindungan disini terletak pada penggunaan Didisen yang akan menjadikan populasi kehidupan Ikan Khas Danau Lut Tawar tetap terjaga dengan baik. Sehingga para Nelayan tetap akan mendapatkan pemasukan dari hasil tangkapan Ikan Depik dengan menggunakan Didisen secara terus menerus.
Menurut ilmu lingkungan, Konservasi memiliki makna sebagai berikut, diantaranya :
  • Upaya efisiensi dari penggunaan energi, produksi, transmisi, atau distribusi yang berakibat pada pengurangan konsumsi energi di lain pihak menyediakan jasa yang sama tingkatannya.
  • Upaya perlindungan dan pengelolaan yang hati-hati terhadap lingkungan dan sumber daya alam
  • (fisik) Pengelolaan terhadap kuantitas tertentu yang stabil sepanjang reaksi kiamia atau transformasi fisik.
  • Upaya suaka dan perlindungan jangka panjang terhadap lingkungan
  • Suatu keyakinan bahwa habitat alami dari suatu wilayah dapat dikelola, sementara keaneka ragaman genetik dari spesies dapat berlangsung dengan mempertahankan lingkungan alaminya.
Keseluruhan poin tersebut diatas memiliki hubungan yang erat terhadap pola penangkapan Ikan Depik. Bila para Nelayan tidak menggunakan Didisen sebagai alatnya, dikhawatirkan terjadi pengurangan kapasitas dan kualitas hasil Tangkapan Nelayan. Tentu kita tidak ingin, Ikan Khas Danau Lut Tawar ini akan berubah rasa dan bentuknya dan hal lain yang tidak kita inginkan adalah kepunahan Ikan Depik di Dataran Tanoh Gayo. Jika hal tersebut terjadi maka yang bertanggungjawab untuk melestarikan alam adalah Masyarakat Gayo itu sendiri. Karena hidup manusia tergantung kepada alam (ekosistem). Vegetasi atau tumbuh-tumbuhan adalah produsen pertama dalam ekosistem yang sangat mempengaruhi semua kehidupan. Alam semesta ini dengan segala yang ada di dalamnya, baik yang hidup maupun yang tidak hidup, mempunyai hubungan timbal balik diantaranya keduanya, yakni antara makhluk yang hidup dengan yang hidup juga, kemudian antara makhluk yang tidak hidup dengan yang tidak hidup dan antara yang tidak hidup dengan yang tidak hidup.
Adapun Tujuan Konservasi alam di Danau Lut Tawar disini yaitu :
a.       Untuk memelihara maupun melindungi alam agar tidak rusak dan tetap terjaga.
b.     Untuk melindungi benda-benda sejarah atau benda zaman purbakala dari kehancuran atau kerusakan yang diakibatkan oleh faktor alam, mikro organisme dan kimiawi.
c.   Untuk menanamkan pendidikan karakter mengenai kesadaran diri tentang pentingnya menjaga, merawat dan melestarikan alam.
Manfaat dari kawasan konservasi terhadap ekosistem, yang diantaranya sebagai berikut ini:
a.     Untuk melindungi kekayaan ekosistem alam dan memelihara proses – proses ekologi maupun  keseimbangan ekosistem secara berkelanjutan.
b.     Untuk melindungi spesies flora dan fauna yang langka atau hampir punah.
c.      Untuk melindungi ekosistem yang indah, menarik dan juga unik.
d. Untuk melindungi ekosistem dari kerusakan yang disebabkan oleh faktor alam, mikroorganisme dan lain-lain.
e.       Untuk menjaga kualitas lingkungan supaya tetap terjaga, dan lain sebagainya.
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan Bumi, Silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar dilaut membawa apa yang berguna bagi manusia dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu dihidupkan Bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan dibumi itu segala jenis hewan dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi : sungguh (terdapatlah) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkannya. (QS. Al-Baqarah : 164).
Dan sesungguhnya pada Binatang Ternak itu benar-benar terdapat pelajaran bagi kamu. Kami memberikan minum daripada apa yang berada dalam perutnya (berupa) susu yang bersih antara tahi dan darah, yang mudah ditelan bagi orang-orang yang hendak meminumnya. Dan dari buah Kurma dan Anggur, kamu buat minuman yang memabukkan dan Rejeki yang baik. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang memikirkan (QS. An-Nahl : 66-67)
Penekanan “bagi orang-orang yang memikirkan” pada kedua ayat tersebut diatas yakni pada hubungan timbal balik antara manusia dan alam serta penjagaannya. Maka sudah jelaslah bahwa yang mengakibatkan kerusakan atau pemusnahan terhadap sesuatu dipandang perlu untuk dipikirkan atau jika sudah terbukti merusak lingkungan maka sebaiknya tinggalkan. Sehingga antara penerima tujuan serta manfaat dari konservasi itu bisa terealisasi sepenuhnya. Semua dikembalikan pada Makhluk yang bernama manusia.
Di Indonesia sendiri, berdasarkan peraturan perundang-undangan, Konservasi (sumber daya alam hayati) adalah pengelolaan sumber daya alam hayati yang pemanfaatannya dilakukan secara bijaksana untuk menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas keanekaragaman dan nilainya. harapannya makna konservasi tersebut juga diberlakukan di alam dataran tinggi tanoh Gayo tercinta ini.
Sumber pengetahuan : Dari berbagai sumber.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PENERAPAN NILAI – NILAI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN SEHARI – HARI

Harapan Para Tokoh di Gayo untuk Kader KAMMI Aceh Tengah

PANCASILA BAGIKU, BAGIMU, DAN BAGI KITA SEMUA